Beranda

Jejak Pendapat

Tinggalkan komentar


Tentang Saya

Tinggalkan komentar


Teja Nandha

Teja Nandha

Pikiran, ucapan, dan perbuatan baik menjadi landasan utama untuk bergaul dengan saya, semoga menyenangkan dan bermakna. Seperti kupu-kupu yang selalu mencari bungan yang indah dan bermadu.

Orang yang bersikap positif selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam

Blogspot Teja

Sahabat

Lima Penyakit Manusia

1 Komentar


Penyakit Manusia

Penyakit Manusia

Apa yang harus kita lakukan terhadap semua problem ciptaan dari pikiran kita?

Ketika kita mengalami penderitaan, akan sangat beguna untuk berusaha menganalisa hakekat-dasar dari penderitaan tersebut. Penderitaan dapat hadir dalam bentuk ketamakan, kemarahan, kebodohan (ketidak-tahuan), arogansi, atau keragu-raguan.

Bila kita dapat merenungkan hakekat dari penderitaan kita, kita bisa sangat mengurangi intensitasnya. Perhatikan bahwa Buddhisme tidak peduli pada asal sebab-musabab dari delusi dan penderitaan seseorang . Buddhisme hanya fokus pada pengenalan serta pengeliminasiannya. Kekuatan untuk melakukan itu ada di dalam pikiran seseorang.

Lainnya

Etika Buddha Dalam Pergaulan

1 Komentar


1.Pendahuluan
Sering kita menjumpai kata ethics (inggris) atau etika (Indonesia) dalam berbagai kesempatan. Kosakata bahasa Inggris ethics, menurut Kamus Inggris Indonesia yang disusun oleh M.Echols dan Hasan Shadily berarti ‘etika, tata susila’. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan kata etika berarti (1) ‘ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (aklak)’; (2) ‘kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan aklak’; (3)’nilai mengenai benar atau salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat’.
Ada baiknya, kita mulai dahulu dengan mempelajari makna dari kata etika yang berasal dari Yunani kuno dan hubungannya dengan kata sila serta seberapa jauh dapat diterapkan dalam Agama Buddha, karena kata etika telah digunakan secara luas.  Kata etika berasal dari beberapa kata Yunani yang hampir sama bunyinya, yaitu ethos dan ethos atau ta ethika. Kata ethos, artinya ‘kebiasaan, adat’. Kata ethos dan ethikos lebih berarti ‘kesusilaan, perasaan batin’, atau ‘kecenderungan hati dengan mana seseorang melakukan suatu perbuatan’. Bahasa Latin, istilah-istilah ethos. Ethos dan ethitos itu disebutkan dengan kata mos dan moralitas. Oleh sebab itu kata etika sering pula dijelaskan dengan kata moral.
Bahwa yang dimaksudkan dengan etika dalam bahasa Indonesia adalah ’kesusilaan’. Kata kesusilaan berasal dari kata su dan sila yang mendapat awalan ke- dan akhiran –an. Su berarti ’bagus, baik’, maka kesusilaan berarti ’hal-hal yang berkenaan dengan sila yang baik’.
Dalam agama Buddha, sila merupakan dasar utama dalam pelaksanaan ajaran agama, mencakup semua perilaku dan sifat-sifat baik yang termasuk dalam ajaran moral dan etika agama Buddha. Istilah sila, kosakata Pali, yang digunakan dalam budaya buddhis.

2. Sila Upāsaka-Upāsika
Dalam susunan masyarakat Buddhis terdiri atas kelompok (parisa) yaitu; kelompok masyarakat kevihāraan (bhikkhu-bhikkhuni) dan kelompok masyarakat awam (perumah-tangga). Perbedaan ini didasarkan pada kedudukan sosial mereka masing-masing dan bukan berarti semacam kasta. Agama Buddha tidak menghendaki adanya kasta dalam masyarakat.
Lainnya